Hi quest ,  welcome  |  sign in  |  registered now  |  need help ?

Senin, 26 Desember 2011

Pengusaha muda siap pacu ekonomi Madura

PAMEKASAN, kabarbisnis.com: Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Jawa Timur terus merapatkan barisan untuk meningkatkan kontribusinya ke perekonomian Jatim. Konsolidasi dilakukan hingga ke daerah-daerah.
Pada hari ini, Senin (12/12/2011), diselenggarakan Musyawarah Cabang BPC HIPMI Pamekasan di Pendopo Budaya Pamekasan. Muscab memilih Nurhayati sebagai ketua umum BPC HIPMI Pamekasan secara aklamasi. Adapun satu calon lainnya, yaitu Azis Maulana, mengundurkan diri.
Muscab tersebut dihadiri Plt Ketua Umum HIPMI Jatim Giri Bayu Kusumah, Sekretaris Umum Suryo Putranto, dan jajarannya. Muscab juga dihadiri oleh Ketua Umum Kadin Pamekasan Suhartono dan jajarannya.
Ketua Umum BPC HIPMI Pamekasan terpilih, Nurhayati, mengatakan, pihaknya akan mengonsolidasikan para pebisnis muda di Pamekasan untuk bersama-sama mendinamisasi ekonomi di kabupaten termaju di Pulau Madura tersebut. "Kami akan mendorong para pengusaha muda Pamekasan dan Madura secara umum untuk menjadi pengusaha profesional dan berdaya saing. Tentu kami akan memanfaatkan jaringan di HIPMI dari berbagai kota untuk menggarap bisnis bersama," ujar Nurhayati.
Dengan demikian, sambung Nurhayati, akan tercipta banyak lapangan pekerjaan baru di Pamekasan. "Pengusaha adalah pilar perekonomian. Penciptaan pengusaha baru otomatis akan meningkatkan penyerapan tenaga kerja. Ini akan sangat membantu ekonomi Pamekasan," jelasnya.
Nurhayati menuturkan, Pamekasan mempunyai banyak potensi ekonomi, namun belum semuanya dioptimalkan. Salah satu fokus pengembangan ekonomi di Pamekasan adalah industrialiasi pertanian di wilayah tersebut. "Sektor pertanian jangan dilupakan, karena sektor ini berperan besar dalam pembentukan lapangan kerja," ujar Nurhayati.
Sektor pertanian di Pamekasan menjadi penyumbang terbesar Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Pamekasan. Kontribusi sektor pertanian ke PDRB Pamekasan mencapai sekitar 39%. Sementara sektor perdagangan menyumbang 25%, sektor jasa sekitar 20%, dan sektor industri hanya menyumbang sekitar 0,36%.
"Akses ke Madura kini semakin mudah seiring pembangunan Jembatan Suramadu. Akan banyak industri baru bermunculan. Pengusaha muda di Madura harus menangkap momentum ini. Jangan sampai pengusaha Madura tak mendapat peran signifikan," paparnya.
Pelantikan pengurus BPC HIPMI Pamekasan sendiri akan dilaksanakan pada 19 Desember 2011 di Pendopo Bupati Pamekasan, diikuti dengan berbagai acara. Salah satunya adalah acara sarasehan bertajuk "Ayo Jadi Pengusaha" dengan pembicara adri Kadin Jatim, HIPMI Jatim, pengusaha Pamekasan Ahmad Gozali, dan pengasuh pondok pesantren Batabata Ustadz Moch. Tohir. "Selain itu, akan ada pameran produk unggulan dari pengusaha muda Pamekasan," kata Nurhayati.
Program 3.000 Pengusaha Muda Baru
Sementara itu, Plt Ketua Umum HIPMI Jatim Giri Bayu Kusumah mengatakan, armada baru HIPMI Pamekasan diharapkan bisa memperjuangkan kepentingan pengusaha muda dan menularkan virus entrepeneur di Pamekasan. "Ini sejalan dengan program BPD HIPMI Jatim yang telah mencanangkan gerakan penciptaan 3.000 pengusaha muda baru di Jatim dalam tiga tahun," ujarnya.
Giri berharap agar HIPMI Pamekasan bisa membina pengusaha pemula dengan menggandeng stakeholder perekonomian lain, seperti Pemkab Pamekasan, industri perbankan, dan Kadin Pamekasan.
HIPMI, lanjut Giri, harus bisa menjadi dinamisator perekonomian. Di Pamekasan, HIPMI harus berperan aktif menggerakkan ekonomi lokal. Data Badan Pusat Statistik (BPS) menyeburkan, laju pertumbuhan ekonomi Pamekasan lima tahun terakhir hanya berada di kisaran 4,65%-5,4%. Angka itu masih di bawah rerata pertumbuhan ekonomi Jatim yang sudah menembus level 6%.
Giri juga berpesan agar peningkatan daya saing menjadi salah satu perhatian utama. Tanpa daya saing, pengusaha muda Madura hanya akan menjadi penonton di rumah sendiri di masa depan seiring industrialisasi di Pulau Garam yang semakin pesat.
Saat ini, daya saing ekonomi Pamekasan dan wilayah Madura secara umum masih relatif rendah dibanding kota/kabupaten lainnya di Jatim.
Pengukuran daya saing daerah oleh Bank Indonesia (BI) dan LP3E FE Universitas Padjadjaran (2008) menunjukkan, empat kabupaten di Madura menempati posisi yang kurang memuaskan. Secara keseluruhan, daya saing Bangkalan berada di peringkat 331 dari 434 kota/kabupaten yang diteliti, Sampang berada di peringkat 407, Sumenep di peringkat 248, dan Pamekasan di peringkat 406.
Peringkat daya saing yang rendah ini tidak sepadan dengan potensi ekonomi yang ada di Madura, terutama potensi ekonomi sumberdaya alam, yang sangat besar. Bahkan, daya saing kabupaten-kabupaten di Madura kalah dengan wilayah yang jelas-jelas potensi ekonominya di bawah Madura, seperti Jombang (peringkat 190), Magetan (283), atau Ponorogo (265).
Dari indikator perbankan juga bisa dilihat pergerakan perekonomian di Pulau Garam tak secepat yang diharapkan. Penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) perbankan di empat kabupaten wilayah Madura pada 2009 mencapai Rp 2,281 triliun atau hanya 1,6 persen dari total DPK di Jatim. Adapun penyaluran kreditnya Rp 2,826 triliun atau hanya 1,9 persen dari total kredit perbankan di Jatim.
"Saya kira ini menjadi pekerjaan rumah bersama agar para pengusaha di Madura, khususnya pengusaha muda dan pemula, bisa menjadi pemain penting dalam struktur perekonomian Jatim," pungkas Giri. kbc5
sumber:http://www.kabarbisnis.com/read/2824993

Tidak ada komentar:

Posting Komentar