Hi quest ,  welcome  |  sign in  |  registered now  |  need help ?

Jumat, 24 Agustus 2012

Pasar Jadi-Jadian; Butuh Peran Serta Masyarakat

Sent from my BlackBerry®
Pamekasan. Pemandangan ini bisa dilihat di Jl. Kabupaten (sebelah barat perempatan Gadin). Trotoar yang disediakan untuk para pejalan kaki dimanfaatkan sebagai tempat menjajakan dagangan
(pasar) oleh sebagian masyarakat. Berbagai dagangan sembako diperdagangkan seperti daging, sayur mayur, ikan laut, tahu-tempe dan semacamnya.
Masyarakat yang ingin berbelanja atau sekedar membeli pelengkap kebutuhan dapur mendatangi tempat tersebut sehingga menutupi seluruh badan trotoar. Salah satunya adalah Umi, wanita paruh baya ini tidak memiliki niat untuk belanja, tetapi hanya kebetulan lewat dan berhenti hanya untuk membeli sedikit sayuran "saya sering kesini mas, mudah dan tidak harus lama-lama" katanya (07/08).
Berlangsungnya pasar jadi-jadian itu membuat pejalan kaki terganggu, juga mengganggu pengguna jalan raya (kabupaten) karena sepeda yang diparkir, dan banyaknya orang yang berbelanja memakan hingga separuh jalan raya.
"Pasar" ini sebenarnya telah ditertibkan oleh Satpol PP dan diminta untuk tidak berjualan ditempat tersebut sebab merupakan fasilitas umum, hanya saja para pedagang mangkal dan tidak pernah menghiraukan
"Sudah puluhan kali mas di razia, tapi pedagangnya tetap kembali" kata Munir seorang tukan becak yang kerap mangkal disekitar tempat itu.
Menurut ketua Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Pamekasan Azis Maulana, hal tersebut merupakan masalah mental sebab pemerintah telah menfasilitasi mereka dengan berjualan di Pasar Tradisonal 17 Agustus, Pasar Parteker dan Kolpajung "sebenarnya mereka telah dikasih jalan, tapi mereka gak mau, alasannya disana (Gadin) tempat orang lewat dan lebih mudah dijangkau" jelasnya.
"Ya sekarang tinggal peran aktif tokoh dan masyarakat untuk menyadarkan mereka, sambil pemerintah memberikan jalan terbaik sehingga mereka tidak terputus ekonominya" memberi solusi. (*)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar